Makan atau kuliner di restoran atau warung tenda pinggir jalan sudah biasa.
Coba kuliner di pinggir sungai sambil menikmati pemandangan sekeliling sungai yang indah dan cantik, pasti jarang ya, atau mungkin belum pernah ?
Kalau berlibur ke Bali, coba masukkan agenda perjalanan anda, untuk mampir ke wisata sungai TUKAD BINDU.
Sensasi kuliner disini terbilang unik karena suasananya loh!
Selain menu tradisional Bali juga ada menu Nusantara dan kudapan ringan yang garing, manis dan gurih. Warung – warung kecil berderet dengan design Bali dan saung-saung mungil dan teduh.
Sore itu, setelah menyelesaikan tugas, kami sempatkan untuk mampir dan menghabiskan waktu sambil minum kopi. Teman kopi tentunya pisang goreng yang menjadi sajian istimewa sore itu.
Cerita menarik selain kuliner di pinggir sungai, kami sempatkan mengitari sungai. Sepanjang sungai terlihat anak-anak yang bermain air dan terlihat juga fasilitas yang disediakan di pinggir sungai seperti perahu kayak, perahu karet dan safety vest.
Sebagai pengunjung, apa saja yang bisa kita nikmati disepanjang sungai?
? Kuliner ? Wisata air ? Wahana permainan anak (permainan tradisional) ? Sangkar Burung dan beberapa binatang peliharaan ?Taman bermain ? Taman Anggrek ? Budidaya Lele Sistem Akuaponik ? Kawasan Rumah Pangan ? Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar ? Area Pentas Seni (panggung) ? dan yang tidak kalah penting Spot foto yang instagramable banget deh ? ? ?
Wisata Sungai Tukad Bindu Bali ini adalah konsep penataan lingkungan pemukiman berbasis komunitas, yaitu suatu bentuk pemeliharaan sungai, sungai sebagai ruang publik dan sarana rekreasi dari swadaya masyarakat setempat.
Kami sempat berbincang – bincang dengan Bapak Gungnik, seorang penggagas dan kepala lingkungan setempat. Beliau sampaikan bahwa pengelolaan wisata sungai Tukad Bindu ini sudah dalam bentuk yayasan, dimana gagasan pemeliharaan lingkungan ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2011 dan saat ini sudah menjadi zona nyaman bagi masarakat sehingga menjadi indah seperti sekarang dimana tahun 2018 resmi menjadi lokasi wisata dan terbuka untuk umum.
Beliau sampaikan juga bahwa lokasi ini menjadi indah karena peran masyarakat, dan dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Kedepannya, hal ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di sekitar sungai dengan memanfaatkan lahan disekitar sungai menjadi lebih produktif bagi masyarakat.
Pemeliharaan sungai berbasis masyarakat ini dimulai dari komitmen masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Rumah – rumah di sekitar sungai dibangun menghadap ke sungai agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan lahan di sekitar sungai menjadi area yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang publik dan pemberdayaan masyarakat. Kebetulan pada saat kami di sana, Walikota Denpasar, Bapak I.B Rai Dharmawijaya Mantra, sedang berkunjung, dan beliau sangat mendukng kegiatan ini dimana masyarakat berperan aktif dalam pembangunan dan diperlukan sinergitas komunitas, sektor swasta dan pemerintah dalam pemeliharaannya.