Pada titik tertentu dalam kehidupan, seseorang akan merasakan dimana realitas keberadaan kadang begitu mencolok, gelap dan tak berarah, dan kita bertanya-tanya dimana Tuhan?
Seperti yang terjadi dengan Adam dan Hawa, dimana mereka jatuh setelah mengetahui dan merasakan kepuasan sempurna.
Bagaimana dengan kita?
Hidup dengan keluhan yang sama, merintih di bawah beban, kehidupan berbicara seperti sisa-sisa yang terjadi pada waktu fajar.
Semuanya berbicara tentang Tuhan — Dia ada, Dia kuat, Dia bekerja, dan Dia begitu indah. Bahkan disaat kebobrokan dunia oleh karena perbuatan manusia, kita masih bertanya, dimana Tuhan?
Ada yang mati, ada yang lahir. Kita tidak pernah tahu kapan waktunya. Tuhan menciptakan manusia begitu indahnya. Membentuk tubuh kita, terbungkus kulit, tanpa jahitan dan dapat memulihkan dirinya.
Hati ini, pernah merasakan sedih, duka dan terluka, terkunci dalam waktu ketika saya lupa bahwa ada Dia. Sibuk mencari penghiburan sendiri, mencari keindahan sendiri.
Lupa….
Ada Dia yang selalu bersama, lupa bahwa saya masih membawa citra diri Nya, bahwa segala kreatifitas saya merefleksikan Dia, realitas yang tak terlihat.
Menutup telinga, untuk mendengar apa yang dikatakan-Nya, yang memberikan kekuatan untuk terus maju dan kuat menghadapi segala tantangan.
Kadal dengan ekornya yang terputus mampu tumbuh yang baru, bintang laut dengan lengan yang terputus mampu meregenerasi apa yang hilang, tubuh yang kehilangan darah dapat memulihkan dirinya.
Dan Tuhan masih menciptakan keindahan….
Kenyataannya, Dia menciptakan keindahan dulu, sekarang dan selamanya. Ini adalah keindahan penebusan karena Dia masih menciptakan, Dia pada saat ini sedang menenun keindahan ini di dalam kita.
Apakah kita mencari?
Semua mungkin tampak hilang,karena kita menutup telinga, mata hati. Pada kenyataannya, masa lalu memberitahu kita ada keindahan yang terbentang untuk dilihat di masa kini, keindahan yang akan mengirim kita kepada kehidupan kekal bersama Dia.
Saya menemukan rasa itu ketika saya kehilangan orang yang sangat saya cintai. Air mata, kecewa dan putus asa yang tidak dapat dijelaskan, memberikan diri saya untuk menyediakan waktu dan menangis kepada Tuhan dalam pertobatan dan kesedihan.
Saya menyadari bahwa tujuan akhir adalah disana, ditempat yang saya tidak tahu dimana karena Dia ada di sana.
Dia sama sekali tidak meninggalkan saya; Dia sangat mencintai saya dan mengembalikan kegembiraan saya.
Dia juga ingin saya mengenal keindahan-Nya sekali lagi dan betapa dia ingin menciptakan keindahan baru dalam diri saya.
Untuk sampai ke sana, Dia menginginkan saya terlibat dalam proses — proses perubahan yang menyakitkan. Dari kematian pada kehidupan lama menuju kehidupan baru.
Saya berpegang teguh pada keyakinan bahwa Dia dapat membawa keindahan dari abu, bahwa iman dan ketaatan saya bisa menjadikan tanah yang diinjak-injak kelak akan menghasilkan buah yang menyenangkan.
Ya…
Dia adalah Pencipta – Seniman, menulis keindahan penebusan dalam hidup saya, semua harapan hanya pada-Nya. Itulah sukacita saya, bahwa saya tidak sendiri
~ Dia sudah mengasihi saya, bahkan sebelum saya merespon Cinta-Nya itu ~