Kita, brand ambassador untuk Indonesia


Semakin menguatnya berbagai produk Indonesia di pasar domestik dan luar negri,  diawali dengan rasa bangga memakai produk nasional. Dengan menggunakan produk nasional, Indonesia mampu menghadapi gempuran produk luar negri. Sehingga,  peran serta setiap masyarakat maupun pelaku usaha, sangat penting sebagai upaya branding produk nasional.

Kita semua merupakan brand ambassador dari Negara  kita, bangga terhadap produk dalam negeri, menggunakannya, mempromosikannya, dengan demikian, secara tidak langsung kita dapat ikut menghadirkan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan apa yang bisa kita berikan untuk mengharumkan nama Indonesia.

Aku, Kamu, Kita semua adalah Brand Ambassador untuk Indonesia

Danau Toba

Keterlibatan masyarakat di era keterbukaan informasi, kini menjadi target para pelaku usaha sebagai objek testimoni. Masyarakat tidak hanya dibutuhkan, tetapi dilibatkan dari produk atau jasa yang diterapkan pada berbagai konsep promosi khususnya produk – produk dalam negeri.

Kita, sebagai brand ambassador Indonesia, dengan bangga ikut terlibat dalam mempromosikan Indonesia. Keindahan Indonesia, baik alam dan budayanya. Mari kita bangun image sebagai bangsa yang kompeten karena opini dan reputasi yang positif.

Apa yang membuat anda merasa bangga menjadi Warga Negara Indonesia?

Jadilah brand ambassador untuk Indonesia

Beberapa foto di bawah ini adalah foto ketika berkunjung ke daerah wisata di Sumatera Utara, yaitu lokasi wisata Batak Village/Huta Batak yang merupakan rekonstruksi kampung Batak jaman dahulu.

HUTA BATAK /  BATAK VILLAGE

Merupakan rekonstruksi kampung Batak jaman dahulu.

Orang Batak Toba memiliki pemukiman khas berupa desa desa yang tertutup dan membentuk kelompok masyarakat kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/klan atau masih memiliki hubungan kekerabatan. Desa-desa tertutup ini disebut “Huta“.

Huta dulunya dikelilingi oleh tembok tanah keras yang disebut “parik”. Di atas parik ditanami pohon bamboo yang disusun rapat. Jalan masuk ke Huta disebut “Bahal”. Dan di setiap Huta hanya ada satu atau maksimal dua bahal yaitu didepan (Jolo) dan dibelakang (pudi). Didekat bahal biasanya terdapat pohon berjenis beringin yang dinamakan “hariara”.

Ada dua jenis rumah adat yang ada didalam huta bata, yaitu ruma dan sopo yang ditempatkan saling berhadapan. Diantara kedua deretan bangunan tersebut terdapat halaman luas yang disebut “alaman”, yang menjadi tempat sehari hari seperti menjemur padi, tempat bermain anak-anak dan tempat dilaksanakannya acara-acara adat besar.

Sekilas, kedua jenis rumah adat ini terlihat serupa, namun sebenarnya berbeda dari sisi desain dan fungsi. Salah satu yang paling membedakan keduanya adalah penempatan tangga masuk dan pintu masuk ke rumah. Tangga sopo ditempatkan diluar dan langsung menuju pintu masuk yang berada dibagian dinding depan. Tangga ruma ditempatkan didalam dan menuju pintu rumah yang ada di lantai depan. Dari segi fungsi, Ruma merupakan tempat tinggal, sedangkan, Sopo adalah tempat melakukan kegiatan sehari-hari, menjamu tamu, penyimpanan padi, dan tempat tinggal bagi tamu yang menginap.

Ketika memasuki Huta Batak ini, anda akan menemukan empat unit sopo di sebelah kiri dan tiga unit ruma di sebelah kanan. Ketujuh bangunan ini merupakan sumbangan dari keluarga-keluarga yang sangat peduli dengan pelestarian budaya batak. Berdasarkan informasi dari pemilik terdahulu, diketahui bahwa umur bangunan sudah mencapai 120-150 tahun, dan sudah dilakukan beberapa perbaikan di beberapa bagian bangunan. 

Anda mungkin tidak punya cukup waktu untuk mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia, tantang diri anda untuk melakukannya di hari libur anda atau setiap kesempatan yang ada, langkahkan kaki ke tempat-tempat yang baru dan menarik di Indonesia yang dapat membuka wawasan anda dan menceritakannya kepada orang lain

~ Martha Simanjuntak