Pengalaman bepergian ke daerah di pelosok Indonesia memberikan pelajaran tersendiri. Setiap tahun berganti, tempat yang pernah dituju tahun sebelumnya tentu akan berubah, bisa menjadi lebih buruk atau lebih baik.
Satu daerah di Timur Indonesia menjadi pilihan saya untuk diceritakan. Sebut saja sebuah kampung yang belum ada listrik, apalagi koneksi internet. Namun ketika tiba disana maka kita akan takjub karena kampung tersebut sangat indah, bersih dan tertata dengan rapih. Siapapun yang pertama kali datang ke lokasi tersebut tidak akan percaya kalau kampung tersebut sudah menjadi lokasi wisata, yang kebanyakan adalah wisatawan asing.
Ditemani seorang guide yang merupakan salah satu penduduk yang sudah berumur sekitar 50 tahun, saya bertanya, Adakah anak muda yang tinggal di kampung ini?
Bapak tua tersebut menjawab, “Tidak ada, yang ada hanya Ibu dan anak-anak saja, karena yang muda sudah pergi merantau, ada yang melanjutkan sekolah, ada pula yang bekerja”.
Saya kembali bertanya, “Apakah mereka suatu waktu akan kembali ke kampungnya?”
Bapak tua menjawab, “Kebanyakan tidak”. Menurutnya anak muda tidak akan kembali karena di luar sana lebih menjanjikan daripada kembali ke kampung.
Sangat dimaklumi bahwa kita terbentuk oleh pilihan-pilihan kita. Anak muda akan mencari peluang yang lebih baik untuk masa depannya. Pilihan itu ada pada dirinya sendiri. Kita semua dilahirkan sebagai seorang bayi, yang akan bertumbuh menjadi dewasa dengan segala kemampuan. Karakter yang kuat dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dapat diajarkan sejak dini. Anak muda dapat memulainya dengan memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu.
Apa yang bisa dilakukan anak muda?
Pertanyaan itu menjadi nasihat saya kepada anak-anak dirumah, bahwa, yang utama dalam setiap manusia adalah dia bisa memimpin dirinya sendiri dan memiliki cita-cita dalam hidup dengan membuat hidupnya penuh warna dan berarti buat Tuhan dan sesama.
Apa yang ada dalam diri kita?
Apa yang kita pikirkan tentang diri kita?
Pertanyaan seperti itu akan memberikan gambaran untuk anak yang mulai beranjak dewasa.
Memberikan mereka waktu untuk bertumbuh dan belajar, baik dari berbagai kesuksesan dan kegagalan. Itu akan menjadi pengalaman yang baik buat anak muda. Mengajarkan mereka untuk tidak mudah menyerah dan selalu berpengharapan.
Dengan kondisi kedua orang tua bekerja, maka waktu yang disediakan untuk anak-anak, lebih diutamakan untuk berdiskusi santai dan menyenangkan. Tentang sekolah, teman, cita-cita, impian sampai kepada hal-hal yang mungkin membuat mereka malu menceritakannya…:)
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga saya sebagai Ibu, kadang, mungkin saya terlalu membatasi atau kurang memahami kemauan anak, sampai suatu hari yang membuat saya tersadar dan tertawa sendiri adalah ketika si anak berkata, Mami posesif banget sih!
Istilah si anak bukan lagi protektif tapi posesif …hahahaha
Ya, menjadi ibu yang terlalu khawatir tidak baik juga sih, itu akan membuat anak menjadi tidak mau terbuka, mempersulit komunikasi, karena pada akhirnya anak akan meninggalkan orang tuanya, memulai fase kehidupan baru dan saat ini yang diperlukan adalah bagaimana orang tua dapat mempersiapkan anaknya untuk mandiri dan siap meninggalkan orang tuanya.
Jalan masih panjang
Orang sering berpikir menjadi orang tua di jaman sekarang ini susah-susah gampang, kita juga harus banyak belajar memahami dunia mereka. Seiring berjalannya waktu, orang tua harus belajar, bagaimana memahami anak, dan saya menyebutnya, I can feel you….
Yup, di jaman pesatnya perkembangan teknologi dan anak semakin bertumbuh, yang paling penting adalah membuka komunikasi dengan anak, membuka porsi kebebasan namun selalu dalam pengawasan.
Semua tidak akan bertumbuh tanpa latihan. Apakah kita bisa menjadi pengaruh yang baik bagi anak-anak kita dan bagaimana anak-anak mau terbuka sehingga anak menerima pemahaman orang tua untuk masa depan mereka.
Tepat tanggal 4 Juni 2017, putra pertama kami, Ramos AE Situmorang menyelesaikan kegiatan pendidikan dan pengajaran tentang iman Kristen di Gereja yang sudah diikuti selama satu tahun. Mengikrarkan pengakuan imannya dan mengukuhkan dirinya sebagai warga gereja yang dewasa.
Memaksimalkan segenap dirinya sesuai dengan ajaran Tuhan. Memiliki integritas dimana Tuhan mengajarkan agar seorang muda mau menjadi dewasa dan mengalami pembaharuan budi, bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Tanggung jawab berarti melakukan apa yang bisa kamu lakukan dan melakukannya semaksimal mungkin.
Jalanmu masih panjang Nak, lihatlah sekitarmu dan belajarlah dari sekitarmu. Ciptakan mahakarya dalam hidupmu.
Keberhasilan adalah mengenal Tuhan dan yang Tuhan inginkan darimu. Menjadi seseorang sebaik yang kamu bisa dan melakukan hal-hal yang berguna buat orang lain. Pegang erat impianmu, jangan sampai padam, karena hidup adalah anugerah dari Tuhan.
Selamat menjalani hidup dalam kedewasaan iman, anakku. Tuhan menyertaimu selalu. Amin
When I say that I love you, It’s mean I give the best for you..
When I say that I love you, I will give everything for you
No more fear about the future and blame for the past…
I’ll give everything when I say that I love you…
~ Franky Sihombing ~
4 Juni 2017, GKI Pondok Indah, Jakarta
Peneguhan Sidi, Ramos AE Situmorang