Tidak sengaja ketika sedang membuka album lama, kutemukan beberapa album keluarga yang sudah lusuh dan sudah lama tersimpan di lemari.
Kubuka satu persatu album itu dan terlihat beberapa foto keluarga, kebersamaanku ketika masih bersama dengan orang tuaku. Banyak foto yg sudah rusak dan rusak karena lusuh dan kebanyakan adalah foto-foto aku dan adikku bersama mama.
Jarang sekali kami foto bersama dengan papa, mengingat papa dulu memang jarang di rumah karena sering dinas ke luar negeri maupun luar kota. Aku ingat dulu papa pernah bertugas selama 2 tahun di Jerman, sampai aku lupa wajahnya.
Buatku, walaupun beliau jarang bersama kami karena pekerjaannya di Departemen Pertanian Dirjen Peternakan, tidak membuat aku kehilangan figur seorang papa yang baik dan sangat menyayangi anak-anaknya.
Banyak sekali hal-hal yang membuat aku bangga padanya, sampai salah satu guntingan koran jaman dulu masih aku simpan karena dari prestasi beliau tersebut sampai beliau diberikan penghargaan oleh Presiden Indonesia, Bapak Soeharto. Aku sendiri tidak menyadari bahwa guntingan koran itu adalah salah satu bagian dari album fotoku.
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/profil/sejarah
Ah, betapa rindunya aku pada papa, seorang pria yang sangat sederhana karena beliau memang dari salah satu desa di Sumatera Utara dan kuliah di IPB (Bogor) serta mengadu nasib sampai berumah tangga di Jakarta.
Seandainya aku masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan papa, aku ingin sekali berfoto berdua dengan beliau, karena di album tua itu tidak ada satupun fotoku berdua dengan papa…
|
Bersama Bungaran Saragih, Menteri Pertanian, thn 2001 – 2004 |
Walau aku jarang bertemu dan berbicara seperti adik-adikku kepada papa, tapi aku tau dia sangat mencintai dan menyayangiku karena aku adalah putri pertamanya dan aku tau dia selalu memenuhi kebutuhanku, memantau pendidikanku memberikan aku kasih sayang berlimpah. Itu bisa kurasakan sangat mendalam ketika dia menangis pada saat pernikahanku, mengalungkan ulos dipundakku untuk merelakan aku membangun biduk rumah tangga bersama pria yang menjadi pilihanku.
Terima kasih papa…..
Aku telah menyelesaikan pendidikan sampai dengan sarjana, membuatkan pesta pernikahan adat dan resepsi pernikahanku yang begitu indahnya dan yang berkesan disepanjang hidupku dan selalu terngiang ditelingaku adalah suaramu yang berat disertai tangis ketika memberikan kata-kata yang indah (nasihat), melepaskanku dari asuhanmu dirumah….
itulah pertama kalinya aku melihat papa menangis
Kenangan terindah papa adalah, walau ditengah kesibukan beliau yang jarang dirumah, beliau akan selalu menyempatkan diri makan bersama di meja makan dan berkali-kali mengatakan kepada kami,
bahwa meja makan bukan hanya tempat untuk mengisi perut yang lapar tetapi mengisi hati yang rindu (keluarga), kasih sayang dan kebersamaan dalam keluarga….
begitulah kira2x beliau sampaikan pada saat makan bersama.
Kehilangan apapun bentuknya selalu menyisakan rasa sakit dan pedih. Terlebih lagi kehilangan orang tercinta, di mana mereka menjadi sosok panutan dan sandaran. Butuh proses lama untuk menyadari kenyataan ini. Papa adalah panutan ku dan bagi kami sekeluarga. Separuh jiwaku pergi, semacam itulah kira-kira. Papa banyak mengajarkan filsafat hidup karena beliau hendak mewariskannya padaku. Tanpa sengaja dan tanpa ragu-ragu, aku menganggap perlakuan Papa adalah hal yang wajar. Bahkan sepeninggal Papa, aku masih saja mengingat-ingat seberapa mirip aku dengannya.
Beberapa family mengatakan kalau sifatku banyak mirip dengan Papa. Sepertinya pendapat itu memang benar dan aku mengakuinya. Perbedaannya hanya sedikit saja, yaitu soal watak. Watak ku lebih keras dari Papa. Sedangkan Papa lebih penyabar bahkan condong lemah lembut. Aku nampak seperti perempuan yang tak pernah takut bahwa pada suatu saat akan kehilangan orang yang menyayangi dan akupun menyayanginya. Kemudian, aku sadar setelah Papa pergi meninggalkan aku untuk selamanya.
Maafkan aku papa, aku tidak sempat mengatakan secara langsung, sampai kau pergi meninggalkan kami selamanya, bahwa aku sangat menyayangimu dan papa adalah inspirasiku…
Semangat, keserderhanaan, dan kesabaran papa memberikanku inspirasi.
Reputasi atau nama baik hendaknya jangan di anggap remeh. Sebab nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar (Amsal 22:1)
Aku yang merindu…
love you dad
27 Juli 2013